Dinas Perikanan dalam hal ini diwakili Sekretaris Dinas Perikanan Triwati,SP.,M.Si Bersama Bidang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan dan Bidang Kelembagaan dan TPI ikuti webinar Peluncuran “Gerakan Berikan Protein” (6/4/2021). Acara yang berlansung satu hari tersebut mengambil tema “Jadi Solusi Hidup Sehat dan Peluang Hilirasi Olahan Perikanan jadi solusi gaya hidup sehat sadar protein sekaligus sebagai upaya untuk hilirisasi hasil olahan perikanan.

Staf Khusus Menteri Koperasi & UKM bidang Ekonomi Kerakyatan Riza Damanik dalam keterangannya, Rabu (7/4/2021), mengatakan dunia sedang dihadapkan pada apa yang disebut triple malnutrition, yaitu kerawanan pangan, kekurangan gizi, dan kelebihan berat badan.
“Dalam konteks Indonesia hari ini, kita juga berkepentingan meningkatkan kesejahteraan nelayan. Maka, hilirisasi produk perikanan sebagaimana dihasilkan melalui proses hidrolisis protein ikan adalah cara kita menunaikan ikhtiar kebangsaan yakni mengurangi angka kemiskinan, menjaga keberlanjutan perikanan, dan menjamin asupan protein sehat untuk masyarakat,” kata Riza yang juga Ketua Umum Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI).
Menurut Riza, dengan hilirisasi, nilai keekonomian dari ikan tangkapan nelayan berpeluang meningkat 10 bahkan 100 kali lipatnya.
“Ini adalah peluang koperasi-koperasi nelayan yang mau berinovasi. Selamat Hari Nelayan!”
Riza mengapresiasi karena bersamaan dengan Hari Nelayan Nasional ke-61 telah dilaksanakan kegiatan peluncuran Gerakan Berikan Protein di Pabrik HPI PT. Berikan Teknologi Indonesia di Eretan Kulon Indramayu.
Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim, dan sejumlah pejabat dari beberapa kementerian seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Koperasi dan UMKM (Kemenkop), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kantor Staf Presiden (KSP), PT. Kimia Farma (Persero) Tbk., dan PUM Netherlands.
Rangkaian kegiatan launching ini terdiri dari diskusi panel dengan mengangkat tema “Masa Depan Perikanan Indonesia: Kemandirian Protein, Integrasi Hulu-Hilir Perikanan”, displai produk jajanan pasar berprotein tinggi yang bernama Berikan Street Food, serta melakukan tur proses pengolahan Hidrolisat Protein Ikan (HPI).
Kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan secara langsung saja, melainkan juga dihadiri secara virtual dari perwakilan pemerintah daerah, dinas perikanan dan kelautan, persatuan nelayan tradisional dan masyarakat umum.
Gerakan Berikan Protein adalah gerakan yang diinisiasi oleh PT. Berikan Teknologi Indonesia yang memiliki misi untuk mengedukasi masyarakat akan protein sebagai upaya untuk mewujudkan integrasi hulu-hilir sektor perikanan sebagai solusi atas masalah gizi, kesejahteraan nelayan dan inovasi produk turunan hasil perikanan.
Riza mengatakan Hari Nelayan Nasional bisa menjadi momentum untuk merefleksikan sudah sejauh apa upaya pengintegrasian hulu-hilir dalam pengelolaan sektor perikanan yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat.
“Secara potensi, perikanan Indonesia adalah yang terbesar di dunia dengan menghasilkan 27 miliar dollar AS dimana telah membuka lebih dari 7 juta lapangan pekerjaan,” katanya.
Hanya saja, selama ini perhatian pemerintah dan masyarakat di sektor perikanan dan kelautan baru sebatas pemenuhan sisi hulunya dimana berkaitan dengan proses produksinya saja.
Maka tidak heran jika seringkali kebijakan pemerintah hanya sebatas pemenuhan sarana produksi, seperti jaring, BBM, dan mesin kapal dengan jumlah yang memadai, kualitas yang baik, dan harga yang relatif murah namun jarang membahas mengenai penjaminan sisi hilirnya yakni di bidang pemasaran.
Selama harga ikan masih jatuh bangun (fluktuatif), nelayan tidak akan keluar dari kemiskinan. Nelayan dihadapkan pada kondisi dimana ketika ikan sulit diperoleh, harga ikan melambung tinggi, sedangkan ketika panen, harga ikan menjadi sangat murah.
“Berangkat dari hal itu, perlu adanya komitmen dari berbagai macam sektor pemerintah dan masyarakat untuk saling bahu-membahu untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya protein ikan dan memulai membiasakan untuk mengkonsumsi protein ikan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Dengan begitu nelayan tidak perlu khawatir akan proses pemasaran ikan hasil tangkapannya karena permintaan pasar yang akan terus tinggi.
Masyarakat diharapkan memiliki kesadaran dan pengetahuan yang baik bahwa ikan memiliki kandungan protein mencapai 51,7% dibandingkan protein hewani lainnya dan budaya mengkonsumsi ikan dan produk olahannya menjadi sebuah gaya hidup baru di masyarakat.
Gerakan Berikan Protein adalah gerakan yang memiliki misi untuk mengakomodir kebutuhan hilirisasi melalui pendekatan edukasi.
Sementara itu Yogie, dalam sambutannya, selaku Founder dari Gerakan Berikan Protein berharap bahwa gerakan ini bisa menjadi inisiatif program edukasi masyarakat tentang kesadaran protein dari ikan namun dikemas dengan cara-cara yang kreatif, ringan dan menyenangkan.