Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas Hulu Triwati,SP.,M.Si mengikuti kegiatan Diskusi Kelompok Terfokus Uji Coba Kajian Landscale di Kabupaten Kapuas Hulu yang diselenggarakan secara on dan ofline dan dipusatkan di aula Bappeda Kabupaten Kapuas Hulu pada hari Rabu (25/8/2021).
Acara yang dibuka oleh Kepala Bappeda Kabupaten Kapuas Hulu M. Nasir tersebut diikuti oleh BBTNBKDS, BKSDA, BP DAS dan Hutan Lindung, OPD lingkup Kabupaten Kapuas Hulu, Ketua Dewan Adat Melayu dan Dayak, pimpinan bberapa NGO yang berkarya di Kabupaten Kapuas Hulu.
Landscale merupakan instrumen yang dapat menyajikan akses informasi dan penilaian (assessment) untuk menilai kinerja/status keberlanjutan pada suatu lanskap kepada para pihak (pemerintah, masyarakat, swasta/investor). Tujuan utama dikembangkannya instrumen landscale adalah membangun rantai pasok pertanian (dalam arti luas) yang berkelanjutan, bekerja sama dengan para pihak (pemerintah daerah, masyarakat, maupun sektor swasta). Rantai pasok berkelanjutan diharapkan mampu meningkatkan mata pencaharian produsen skala kecil (petani, UMKM, dst) dan melindungi seluruh lanskap dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Fokus landscale di Kabupaten Kapuas Hulu adalah mengevaluasi dan memperlihatkan dampak/kinerja keberlanjutan dari pendekatan yurisdiksi yang dimulai sejak tahun 2017 bersama GIZ dengan tujuan utama untuk meningkatkan keberlanjutan produksi karet dan kelapa sawit).
LandScale dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah sebagai instrumen monitoring dan evaluasi dari implementasi target kebijakan nasional maupun internasional (mis. pencapaian SDGs, pengurangan deforestasi, konservasi keanekaragaman hayati, penurunan emisi GRK, peningkatan standar hidup petani). LandScale juga dapat menjadi acuan informasi dan penilaian terhadap kinerja keberlanjutan suatu lanskap bagi para pihak
Penilaian yang disajikan oleh LandScale dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memutuskan investasi bagi kalangan investor/swasta yang mengedepankan prinsip berkelanjutan. Pada akhirnya lansdscale diharapkan dapat mendorong daya saing komoditi Kapuas Hulu di tingkat nasional dan internasional dengan harga yang kompetitif.

Pada sesi Diskusi Triwati memberikan masukan bahwa bahwa tidak hanya komoditi karet dan kelapa sawit saja yang menjadi titik berat perhatian tetapi juga sumber hayati lainnya yang ada seperti purik, tanaman enau, rotan dan madu hutan di semua petani/pekebun/penghasil tidak terbatas hanya pada kelompok binaan saja. Semua program/kegiatan harus matching dengan pemerintah pusat agar mendapat dukungan karena bantuan dari negara donor harus melalui pemerintah pusat dan tidak ada yang bisa langsung ke Pemkab/masyarakat.
Karena salah satu issu yang cukup krusial menyangkut tenaga kerja anak yang dipekerjakan, disarankan untuk hati-hati dalam mendefinisikan kriteria ini serta perlu diskusi panjang karena di Kabupaten Kapuas Hulu tidak ada anak yang dipekerjakan di sektor-sektor tertentu seperti perkebunan kelapa sawit, menyadap karet, menangkap ikan, memetik purik dan lain sebagainya. Anak – anak itu dengan kesadaran penuh dan bekerja atas kemauan sendiri untuk membantu orang tuanya dan mendapatkan hasil / uang untuk keperluan mereka sendiri seperti untuk jajan, membeli keperluan sekolah dan lain sebagainya. Ujar Tri