Sekretaris Dinas Perikanan Triwati,SP.,M.Si mengikuti rapat Persiapan Lapangan dalam rangka kegiatan Launching KAPAHE dan Peresmian Demplot Pusat Pengembangan Pertanian Organik Terpadu di Desa Kelakar Kec Hulu Gurung, Jum’at (23/9/2021). Kegiatan terdiri dari rapat Tim dengan Camat dan Kepala Desa yang masuk dalam Wilayah kerja KAPAHE dan peninjauan lapangan kebun dan penyulingan serai wangi
Kegiatan dihadiri oleh Tim dari Kabupaten, WWF wilayah kerja Kab Kapuas Hulu, Camat Hulu Gurung dan Camat Pengkadan serta para Kepala Desa wilker KAPAHE, Pengurus Koperasi yang menaungi kebun dan penyulingan serai wangi.
Hasil yang disimpulkan dari kegiatan tersebut antara lain akan dibentuk tim kecil terutama yang akan menangani kegiatan persiapan di lapangan. Selanjutnya akan dibuat grup whatshap Tim KAPAHE terkait kegaitan launcing/ puncak nantinya.
Untuk judul kegiatan launching/ puncak akan didiskusikan kembali dalam wa group. Kegiatan besarnya terdiri dari ekspos KAPAHE, sambutan Bupati, perpanjangan / penanda tanganan MOu antara Koperasi dan perusahaan untuk produk sulingan serai wangi, visualisasi kegiatan KAPAHE dan peninjauan display rencana dan hasil kegiatan KAPAHE.
Kegiatan dilanjutkan dengan panen dan penyulingan serai wangi serta peresmian dan peninjauan Demplot Pusat Pengembangan Pertanian Organik Terpadu. Adapun jadwal waktu dan susunan acara/kegiatan akan dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan Bupati dan protokoler Sekretaris Daerah.
Sekretaris Dinas Perikanan Triwati,SP.,M.Si mengikuti diskusi rencana program Cagar Biosfer pada (17/9/2021) di ruang rapat ketua Bappeda Kabupaten Kapuas Hulu. Kegiatan yang dikoordinir oleh Balai Taman Nasional Betung Kerihun Danau Setarum (TNBKDS), Bappeda Kapuas Hulu, OPD terkait dan melibat NGO terkait.
Hal-hal yang dapat disampaikan terkait rapat tersebut, antara lain membangun komunikasi dan koordinasi para pihak dalam pengelolaan Cagar Biosfer. Memperkuat keberadaan dan peran sekretariat forum cagar biosfer dalam mengkoordinasikan multipihak.
Selain itu juga dilakukan penyusunan rencana bersama dalam penguatan peran sekretariat forum dan pengelolaan cagar biosfer. Selanjutnya akan segera dilakukan audiensi dengan Bupati Kapuas Hulu dengan informasi, data dan fakta yang kredibel dan akurat (untuk waktu akan dikomunikasikan oleh konsultan yang ditunjuk).
Dalam audiensi tersebut juga dihadirkan beberapa pakar dari LIPI dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Selin itu di sela-sela audiensi juga akan dilaksanakan peningkatan kapasitas anggota forum pengelolaan cagar biosfer. Disarankan untuk merampingkan keanggotan forum yang kaya fungsi. Nama cagar biosfer TNBKDS disarankan untuk dirubah karena cagar biosfer ini skalanya Kabupaten Kapuas Hulu
Terdapat dua kelompok yang menerima bantuan sesuai dengan ajuan proposal yakni Usaha Bersama dan Semangat Ibu Desa Dalam Kecamatan Selimbau. Kedua kelompok tersebut langsung diserahkan langsung oleh Hermiwati,S.Pi Kepala Seksi Kelembagaan Bidang Kelembagaan dan TPI yang diterima langsung oleh ketua kelompok (16/9/2021).
Dalam rangka meningkatkan mutu hasil perikanan, Dinas Perikanan melalui Seksi Kelembagaan Bidang Kelembagaan dan TPI menerima bantuan dua Ches Frezzer dari Direktorat Bina Mutu Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Menurut Hermiawati, S.Pi sebanyak dua Ches Frezzer bantuan Ches Frezzer tersebut Dinas Perikanan dapat membantu salah satu masalah kelompok pengolahan dalam penyimpanan stok daging ikan segar pada musim ikan melimpah sehingga pada waktu musim tangkapan berkurang pengolah masih memiliki stok ikan segar. Selain itu tempat penyimpanan hasil prooduksi olahan perikanan sebagai stok.
Dengan demikian untuk menjaga kualitas tinggi bahan baku utama dan harus produksi olahan yang jadi supaya bahan baku utama berupa daging ikan segar dapat terjaga kesegaran dan kualitasnya serta hasil produksi olahan yang telah jadi dapat tersimpan dengan baik dan tahan lama.
Sekretaris Dinas Perikanan Triwati,SP.,M.Si mengikuti kegiatan rapat koordinasi dengan NGO WWF Indonesia Kabupaten Kapuas Hulu dan stakholder (16/9/2021) di Putussibau. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan menuju Demplot Pusat Pengembangan Pertanian Organik Terpadu di Desa Kelakar Kecamatan Hulu Gurung.
Dalam kunjungan tim ke lapangan sudah ada 7 Demplot Kawasan Pengembangan Agropolitan Hijau Embau (KAPAHE) yang terealisasi. Dimana demplot sudah mengitegrasi pertanian, perikanan, pekebunan dan peternakan. Triwati sebagai tim KSK Agropolitan untuk sektor perikanan memberikan tanggapan bahwa hasil di lapangan sudah dikatakan baik dan sukses. Perikanan dengan mengkombinasikan budidaya ikan di kolam tanah.
Triwati bersama tim melakukan tinjuauan lokasi demplot KAPAHE
Untuk itu tim selanjutnya akan melakukan Visualisasi program /kegiatan dan pameran dari 7 Desa KAPAHE tersebut. Dimulai dengan berkoirdinasi dengan Camat Hulu Gurung dan Kecamatan Pengkadan. Hasil koordinas dengan Camat bahwa kegiatan akan dipusatkan di Aula Kec Hulu Gurung sebagai lokasi yang strategis.
Setelah pihak kecamatan setuju selanjutnya akan diadakan audensi dengan Bupati Kapuas Hulu dengan memberikan presentasi terkait perkembangan mulai dari KSK Agropolitan. Nantinya Bupati Kapuas Hulu akan memberikan dilanjutkan dengan peninjauan pameran, meluncur ke Desa Kelakar untuk peresmian Demplot dan penanaman secara simbolis tanaman buah langka di lahan demplot.
Kegiatan pelatihan pembenihan dan pembuatan pakan alami yang diselenggarakan oleh bidang Perikanan Budidaya berlangsung selama dua hari dari tanggal 30 – 31 Agustus 2021 di UPT BI Kelansin. dan Kepala Seksi Pemberdayaan dan Perlindungan Usaha Kecil Pembudidaya Ikan di uala UPTB BI Kelansin.
Peserta pelatihan berjumlah 15 orang yang berasal dari beberapa kelompok pembudidaya yang ada di wilayah 3 Kecamatan yakni Kecamatan Kalis,Mentebah dan Bunut Hulu serta 4 orang Penyuluh Perikanan .
Hari pertama dimulai dengan materi yang disampaikan oleh narasumber dari bidang budidaya yakni Hermia,S.Pi dengan materi cara pembenihan ikan yang baik (CPIB), dilanjutkan dengan budidaya ikan lele dumbo serta budidaya dan pembuatan pakan alami cacing sutra oleh Kepala UPT BI Abang Zulkifli,S.Pi.,M.Si dan staf UPT BI sebagai intruktur tenaga ahli.
Tempat budidaya cacing sutra dengan metoda apartemen di UPT BI Kelansin
UPT BI – Kelansin sejak dua tahun terkahir sudah mengambangkan budidaya cacing sutra sebagai alternatif pakan alami. Produksi cacing sutra dalam seminggu dapat mencapai sekitar 500 gram dari satu rak yang terdiri atas 9 wadah ukuran 40 x 60 x 12 cm. tutur Abang Zulkifli
Praktek pembuatan pakan alami dalam hal ini budidaya cacing sutra di lakukan di laborotorium UPT BI pada hari kedua. Cacing sutra biasa hidup di media berupa tanah berlumpur yang kaya bahan organik. Cacing sutra biasa hidup di media tanah yang tergenang. Untuk itu, perlu dibuat instalasi air agar media budidaya cacing sutra senantiasa tergenang. Sirkulasi air yang terus – menerus dapat meningkatkan oksigen terlarut untuk mendukung perkembangan cacing sutra.
Induk cacing sutra yang siap dikembangbiakan
Induk cacing sutra dapat diperoleh dari alam atau hasil pembiakan. Jumlah indukan yang dibudidayakan sebesar 5% dari jumlah media. Jadi, jumlah indukan cacing sutra yang dibudidayakan dalam wadah ada sebanyak 100 gram per wadah.
Panen cacing sutra dapat dilakukan setelah 3 bulan pemeliharaan. Cacing sutra dapat dipanen menggunakan tangan langsung atau dengan saringan halus lalu dibersihkan dari lumpur pengotornya untuk selanjutnya diberikan sebagai pakan ikan.
Disampaikan Abang Zulkifli dalam materinya sebaiknya cacing sutra dipanen secara parsial sehingga usaha budidaya cacing sutra dapat berlangsung secara kontinu/berkelanjutan.
Dalam rangka menghadiri rapat nasional pengedalian inflasi tahun 2021 yang dibuka secara resmi oleh Presiden RI Bapak Ir. H. Joko Widodo (25/8/2021) di Istana Negara Jakarta secara virtual. Secara nasional acara Rakornas Kabupaten Kapuas Hulu dipimpin oleh Wakil Bupati Kapuas Hulu Wahyudi Hidayat,ST, didampingi Sekretaris Daerah dan OPD terkait termaksud Dinas Perikanan yang diwakili oleh Kepala Seksi Kelembagaan Hermiwati,S.Pi di ruang rapat Buapti secara virtual.
Acara rakornas pengedalian laju inflasi tahun 2021 mengangkat tema “Mendorong peningkatan peran UMKM pangan melalui optimalisasi, digitalisasi untuk mendukung pemulihan ekonomi dan stabilitas harga pangan”.
Dibuka secara langsung oleh Bapak Joko Widodo bersama narasumber Menteri Koordinator Perekonomian sekaligus ketua TPIP Bapak Airlangga Hartanto dan Gubernur Bank Indonesia Bapak Fery Warjito.
Mengawali pidatonya Presiden Joko Widodo menyampaikan rasa syukur karena ditengah ketidak pastian saat ini perekonomian Indonesia semakin baik dengan tingkat inflasi terkendali. Joko Widodo juga menekan 3 (tiga) hal penting kepada Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim pengendalian inflasi daerah (TPID) untuk mendukung pemulihan ekonomi dengan menjaga stabilitas harga yaitu menjaga katersedian pasokan dan stabilitas harga, utama barang kebutuhan pokok dengan mengatasi kendala produksi dan ditribusi yang ada di Daerah.
Melanjutkan uoaaya tidak hanya fokus pada stabilitas harga tetapi juga proaktif mendorong sektor ekonomi yang tumbuh makin produkstif. Dalam hal ini mendorong peningkatan prodoktifitas petani,nelayan serta memperkuat sektor UMKM untuk bertahan dan naik kelas. Meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian sehingga memiliki kontribusi yang semakin besar dalam mengerakan mesin pertumbuhan ekonomi.
Untuk mendukung hal tersebut kelembagaan pertanian perlu terus diperkuat, akses pemasaran di perluas dengan pemanfaatan teknologi termaksud flatform digital, penyaluran KUR pertanian di optimalkan dengan mempercepat dan mempermudah penyaluran terkmasud menyesuaikan dengan karakteristik usaha pertanian, serta di dukung pula dengan pendampingan yang intensif kepaa pelaku usaha pertanian.
Presiden juga menegaskan bhawa pandemi Covid-19 menjadi kesempatan untuk mendorong UMKM dan olahan surplus pangan masuk ke platform digital untuk memperluas pemasaran produksi baik Daerah, Nasional maupun global.
Kepala sub bagian program Dety Putrisari,S.Pi bersama staf selaku tim monitoring Dinas Perikanan melakukan kunjungan ke Desa Lanjak Deras Kecamatan Batang Lupar (30/8/2021). Pada saat yang sama, kelompok Lander Bersatu Desa Lanjak Deras sedang melakukan panen ikan patin.
Bantuan Dinas Perikanan tahun 2020 berupa benih ikan patin untuk kelompok Lander Bersatu II Desa Lanjak Deras Kecamatan Batang Lupar. Dengan ketua Syamsul Bahri Ilham menerima benih ikan tersebut pada Desember 2020 hingga 2021 sudah melakukan beberapa kali panen ikan patin.
Panen yang dilakukan Syamsul berbeda dengan biasanya. Biasanya ikan dijual jika sudah besar siap di konsumsi. Tapi dia menjual ikan dengan ukuran sedang ukuran kurang lebih 20 – 25 cm sudah dipanen atau 3-4 ekor per kilo. Ikan dengan ukuran sedang tersebut akan beli oleh pembudidaya lainnya untuk pembesaran hingga panen.
Ikan tersebut dibeli oleh pembudidaya area Danau Sentarum yang akan dibudidayakan di keramba. Hal ini diambil berdasarkan pengalaman jika ikan dengan ukuran kecil dibudidayakan di keramba lebih mudah mati. Sehingga untuk mengantipasi tersebut ikan dibudiayakan di kolam terlebih dahulu.
Ada berapa keuntungan yakni ikan dapat dipanen lebih cepat dan pengunaan pakan akan lebih efesien. Selain itu secara waktu bisa dipersingkat dua sampai tiga bulan. Menurutnya
Dari hasil penjualan tersebut, Syamsul bersama kelompok bisa meraup keuntungan hingga jutaan rupiah. Tentunnya akan menambah pendapatan kelompok. Hasil dari penjualan tersebut oleh kelompok digunakan untuk membeli benih kembali.
Dety Putrisari Kepala Sub Bagian Program pada saat melakukan monitoring menyampaikan bahwa budidaya ikan patin seperti ini merupakan peluang bagi pembudidaya lainnya. Diharapakan kelompok Lander Bersatu terus berproduksi ikan paten hingga bisa menjadi pembudidaya mandiri.
Desa Labian Ira’ang Kecamatan Batang Lupar merupakan salah satu Desa yang akses ke pusat Kecamatan cukup jauh. Untuk menempuh kota Lanjak ibu Kota Kecamatan memakan waktu kurang lebih dua jam. Jalan yang berbatu dan bebukit harus dilewati hingga jembatan kayu yang hampir putus tidak bisa dilewati.
Kondisi inilah membuat Desa yang memiliki 2 Dusun yakni Dusun Bakul dan Kereng Lunsa tersebut sulit untuk membawa hasil pertanian dan perkebunan ke pusat kota. Menurut Herkulanus Beger,S.Sos Kepala Desa Labian Ira’ang jika akan menggangkut hasil pertanian harus menunggu satu mobil pribadi yang disewa untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan ke pasar.
Banyak potensi sayuran, durian, empakan, hingga buah lokal di Desa kami, tapi untuk mengangkut hasil tersebut masih susah. Kami harus menunggu hari Jum’at untuk membawa hasil pertanian tersebut untuk dijual ke pasar Lanjak. Karena pada hari jum’at nelayan yang ada di danau akan bersama-sama menjual ikan di pasar tersebut. Sehingga terkadang mereka juga melakukan barter sayuran dan ikan. Karena di Labian Ira’ang masih kesulitan mendapatkan ikan konsumsi.
Pada saat Sub Program Dinas Perikanan melakukan monitoring bantuan benih ikan yang disalurkan melalui bidang Perikanan Budidaya tahun 2020, (29/8/2021) Beger sangat berterimakasih kepada Dinas Perikanan. Dia menyampaikan bahwa ini adalah keiginan masyarakat sejak dulu. Karena kami biasa untuk makan ikan harus pergi ke pasar Lanjak. Kini sudah bisa membudidayakan sendiri di Desa. Sudah ada 5 kolam yang sudah terisi ikan Nila dan Patin dan saat ini sudah besar – besar. Untuk itu kedepan menurutnya akan diperbanyak lagi kolam-kolam masyarakat.
Karena ikan nila mudah berkembangbiak dan tahan terhadap perbuahan cuaca sepertinya cocok dibudiayakan di lokasi perbukitan tersebut. Namun menurutnya masyarakat terkendala dalam pakan, tapi berkat dukungan dari Desa sudah menyiapkan pakan tersebut di BumDes Desa Labian Ira’ang. Sehingga kelompok sudah tidak kesulitan untuk membeli pakan.
Dalam upaya mendukung ketersediaan benih yang cukup serta mengatasi permasalahan yang ada seperti mahalnya harga pakan buatan, Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas Hulu melalui Program Pengelolaan Perikanan Budidaya pada Kegiatan Pemberdayaan Pembudidaya Ikan Kecil menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pembenihan dan Pembuatan Pakan Alami. Kegiatan ini dilaksanakan di UPTD Benih Ikan Kelansin dengan waktu penyelenggaraan dari tanggal 30 sampai dengan 31 Agustus 2021.
Kegiatan pelatihan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Perikanan Roni Januardi,S.Sos.,M.Si yang dihadiri Camat Mentebah, Kepala Bidang Perikanan Budidaya dan Kepala Seksi Pemberdayaan dan Perlindungan Usaha Kecil Pembudidaya Ikan di uala UPTB BI Kelansin. Peserta pelatihan berjumlah 15 orang yang berasal dari beberapa kelompok pembudidaya yang ada di wilayah Kecamatan Kalis,Mentebah dan Bunut Hulu serta 4 orang Penyuluh Perikanan . Adapun yang menjadi narasumber adalah dari Bidang Budidaya dan UPTD BI kelansin .
Budidaya ikan adalah upaya campur tangan manusia dalam menumbuh kembangkan ikan dalam lingkungan yang terkontrol. Dimana kegiatan budidaya secara garis besar mencakup Pembenihan, Pendederan , dan Pembesaran yang semua kegiatan tersebut tidak terlepas dari ketersediaan Pakan . 70 % dari biaya produksi Budidaya ikan adalah Pakan .
Kepala Bidang Perikanan Budidaya menyampaikan materi pelatihan
Kepala Bidang Perikanan Budidaya Sulaiman,S.PKP.,MM dalam laporannya menyampaiakn bahwa Usaha perikanan budidaya dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan berwirausaha yang sangat menjanjikan. Budidaya ikan tidak hanya sebatas pada pembesaran saja, usaha pembenihan saat ini justru menjanjikan untuk di kembangkan .
Sulaiman juga menambahkan berdasarkan hasil wawancara dengan para pembenih baik UPR maupun Pembenih Mandiri , salah satu tantangan dalam menyediakan benih adalah ketersediaan pakan alami yang seringkali dapat menurun hasil produksi Benih. Selain itu, harganya yang mahal juga menjadi kendala dalam berusaha.
Selain itu permintaan benih ikan saat ini cukup tinggi dari dalam maupun luar kabupaten, baik ikan konsumsi yang familiar seperti Nila ,Paten,Lele dan jenis lainnya tak terkecuali Ikan Spesifik Lokal yang harganya cukup mahal seperti Ikan Semah, Ikan Kaloy Purba bahkan Ikan Piang.Kendalanya adalah pada SDM kita yang belum menekuni dunia usaha perikanan sebagai kegiatan pokok sedangkan SDA tersedia. Maka dari itu diharapkan kepada para pembudidaya untuk menjadi motor penggerak dalam usaha pembenihan maupun pembesaran. Diakhir laporannya Sulaiman menambahakan dengan pelatihan ini diharapkan, para pembudidaya khususnya dalam usaha pembenihan dapat menerapkan di Lingkungannya dalam upaya mencukupi kebutuhan pakan alami secara mandiri sehingga peningkatan produksi benih dapat meningkat
Sekretaris Dinas Perikanan Kabupaten Kapuas Hulu Triwati,SP.,M.Si mengikuti kegiatan Diskusi Kelompok Terfokus Uji Coba Kajian Landscale di Kabupaten Kapuas Hulu yang diselenggarakan secara on dan ofline dan dipusatkan di aula Bappeda Kabupaten Kapuas Hulu pada hari Rabu (25/8/2021).
Acara yang dibuka oleh Kepala Bappeda Kabupaten Kapuas Hulu M. Nasir tersebut diikuti oleh BBTNBKDS, BKSDA, BP DAS dan Hutan Lindung, OPD lingkup Kabupaten Kapuas Hulu, Ketua Dewan Adat Melayu dan Dayak, pimpinan bberapa NGO yang berkarya di Kabupaten Kapuas Hulu.
Landscale merupakan instrumen yang dapat menyajikan akses informasi dan penilaian (assessment) untuk menilai kinerja/status keberlanjutan pada suatu lanskap kepada para pihak (pemerintah, masyarakat, swasta/investor). Tujuan utama dikembangkannya instrumen landscale adalah membangun rantai pasok pertanian (dalam arti luas) yang berkelanjutan, bekerja sama dengan para pihak (pemerintah daerah, masyarakat, maupun sektor swasta). Rantai pasok berkelanjutan diharapkan mampu meningkatkan mata pencaharian produsen skala kecil (petani, UMKM, dst) dan melindungi seluruh lanskap dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Fokus landscale di Kabupaten Kapuas Hulu adalah mengevaluasi dan memperlihatkan dampak/kinerja keberlanjutan dari pendekatan yurisdiksi yang dimulai sejak tahun 2017 bersama GIZ dengan tujuan utama untuk meningkatkan keberlanjutan produksi karet dan kelapa sawit).
LandScale dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah sebagai instrumen monitoring dan evaluasi dari implementasi target kebijakan nasional maupun internasional (mis. pencapaian SDGs, pengurangan deforestasi, konservasi keanekaragaman hayati, penurunan emisi GRK, peningkatan standar hidup petani). LandScale juga dapat menjadi acuan informasi dan penilaian terhadap kinerja keberlanjutan suatu lanskap bagi para pihak
Penilaian yang disajikan oleh LandScale dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memutuskan investasi bagi kalangan investor/swasta yang mengedepankan prinsip berkelanjutan. Pada akhirnya lansdscale diharapkan dapat mendorong daya saing komoditi Kapuas Hulu di tingkat nasional dan internasional dengan harga yang kompetitif.
Pada sesi Diskusi Triwati memberikan masukan bahwa bahwa tidak hanya komoditi karet dan kelapa sawit saja yang menjadi titik berat perhatian tetapi juga sumber hayati lainnya yang ada seperti purik, tanaman enau, rotan dan madu hutan di semua petani/pekebun/penghasil tidak terbatas hanya pada kelompok binaan saja. Semua program/kegiatan harus matching dengan pemerintah pusat agar mendapat dukungan karena bantuan dari negara donor harus melalui pemerintah pusat dan tidak ada yang bisa langsung ke Pemkab/masyarakat.
Karena salah satu issu yang cukup krusial menyangkut tenaga kerja anak yang dipekerjakan, disarankan untuk hati-hati dalam mendefinisikan kriteria ini serta perlu diskusi panjang karena di Kabupaten Kapuas Hulu tidak ada anak yang dipekerjakan di sektor-sektor tertentu seperti perkebunan kelapa sawit, menyadap karet, menangkap ikan, memetik purik dan lain sebagainya. Anak – anak itu dengan kesadaran penuh dan bekerja atas kemauan sendiri untuk membantu orang tuanya dan mendapatkan hasil / uang untuk keperluan mereka sendiri seperti untuk jajan, membeli keperluan sekolah dan lain sebagainya. Ujar Tri